Resensi Buku "Shalat Penyejuk Hati"

Sebagai seorang muslim, shalat merupakan bagian dari aktivitas sehari-hari. Sekurang-kurangnya, lima kali dalam sehari semalam, kita mengkhususkan sebagian waktu kita untuk menunaikan shalat. Shalat menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kita.

Rasulullah saw. bersabda, "Perumpamaan shalat lima waktu seperti sungai air tawar yang mengalir di depan rumah seseorang dari kalian. Ia mandi di situ lima kali sehari. Maka, apakah menurut kalian, akan ada kotoran yang melekat pada badannya?" Para sahabat menjawab, "Tidak sedikit pun." Kemudian Beliau bersabda, "Shalat lima waktu dapat menghilangkan dosa sebagaimana air membersihkan kotoran."

Orang yang shalat lima kali dalam sehari, tidak ada lagi dosa yang melekat pada dirinya, karena salah satu hikmah shalat adalah menghapuskan dosa. Selain itu, orang yang shalat akan mendapatkan pengaruh-pengaruh positif dan memiliki sifat-sifat terpuji. Dalam al-Qur'an disebutkan bahwa shalat dapat mencegah orang yang menunaikannya dari perbuatan keji dan munkar, dan shalat juga dapat menjadikan hatinya tenteram, karena shalat merupakan zikir dan zikir kepada Allah akan menjadikan hati tenteram.

Namun, shalat tidak hanya dinilai dari aspek-aspek lahiriahnya semata. Yang lebih penting adalah sejauh mana penghayatan dan kekhusyukan dalam menunaikannya. Jika gerakan dan bacaan shalat diibaratkan raga, kekhusyukan merupakan ruhnya.

Shalat merupakan tugas yang mahapenting. Perintah shalat difirmankan oleh Allah Swt. beberapa kali dalam al-Qur'an. Salah satu pesan Luqman kepada anaknya adalah agar mendirikan shalat dan salah satu doa Nabi Ibrahim as. adalah agar dijadikan orang yang selalu mendirikan shalat. Salah satu peristiwa penting dalam sejarah Islam, Isra Mi'raj, berkaitan dengan shalat. Dari peristiwa ini dapat dipahami bahwa Allah Swt. tidak hanya menyampaikan titah-Nya tentang shalat dalam al-Qur'an, tetapi juga memanggil Nabi-Nya agar datang ke Sidratul Muntaha untuk menerima langsung perintah shalat ini dari-Nya.